JAKARTA-Kunjungan reses Anggota Komisi VI DPR RI dengan sejumlah perusahaan BUMN di Royale Karakatau Hotel Serang, Selasa 21 Juli 2020, soroti soal produk baja PT. Krakatau Steel yang dikaitkan dengan proyek PLN Suralaya, ASDP dengan lonjakan pengguna jasa penyeberangan dan protokol kesehatan, serta kondisi PT. Angkasa Pura II akibat pandemi COVID-19.
Dalam kunjungan reses yang diikuti oleh 17 Anggota Komisi VI DPR RI tersebut dibagi menjadi dua sesi. Pertama, para wakil rakyat ini bertemu dengan PT Karakatau Steal, Kementerian Perdagangan Indonesia dan Kementrian Industri Indonesia. Sedangkan falam sesi kedua, yaitu Selasa malam, rombongan Komisi VI DPR RI tersebut bertemu dengan perusahaan BUMN PT. Angkasa Pura II dan ASDP.
Anggota DPR RI dari Dapil Banten III yang hadir dalam kegiatan tersebut, Ananta Wahana, mengungkapkan bahwa saat ini PLN sedang membuat proyek besar yaitu pembangunan pembalut listrik Suralaya yang memerlukan sangat banyak baja untuk pembangunan kontruksi tersebut.
“Bagaimana produk baja Karakatau Steal, apakah proyek tersebut digunakan oleh Proyek Suralaya tersebut atau tidak? Karena pasti di sana banyak memerlukan baja. Ini kan pasti merupakan pemasukan bagi negara kalau menggunakan baja dalam negeri,” katanya.
Pria berkacamata tersebut melanjutkan bahwa dirinya sering mendengar bahwa mayoritas baja yang digunakan adalah produk dari luar negeri. Sehingga hal tersebut menurutnya merupakan dagelan yang tidak lucu.
“Tentunya kalau memang seperti ini tentunya sangat lucu saat kita punya produk unggulan baja. Masa kita mengambil untuk baja dari luar,” katanya.
Namun, Ananta juga mengapresiasi bahwa KS telah berhasil melakukan restrukturisasi perusahaan dengan sukses sehingga pada akhir tahun 2019 dapat memperoleh laba sebesar Rp1 triliun.
“Salah satu yang merupakan wajah Provinsi Banten adalah KS. Sehingga semakin baik KS juga membuat wajah Banten lebih cerah,” pungkasnya.
Ketika bertemu dengan dua perusahaan PT. Angkasa Pura II dan ASDP, Ananta juga mengungkapkan bahwa berita tentang permintaan lonjakan peningkatan penyeberangan yang gila-gilaan sampai ratusan persen saat ini merupakan kabar baik dan sekaligus juga kabar buruk, karena grafik peningkatan COVID-19 masih tinggi.
“Jangan sampai hal ini menjadi pusat penyebaran COVID-19. Hal ini perlu menjadi perhatian dari ASDP,” tambahnya.
Ananta juga menyinggung tentang kondisi UMKM Banten yang kondisinya sangat memprihatinkan. Kami minta agar ASDP memberikan kesempatan bagi UMKM tersebut untuk masuk ke dalam dermaga maupun rest area agar mereka dapat hidup.
“ASDP agar memperhatikan nasip dan masa depan mereka. Sehingga mereka dapat tetap berusaha ditengah Pendemi COVID-19,” pungkasnya.(rls/setia)