Dibina YDBA, UMKM Batik Zarming Tembus Pasar Internasional
JAKARTA, Jagadbanten.id – Trini Anggraeni tidak menyangka kerajinan batiknya kini menembus pasar internasional. Itu karena batik dengan merek Zarming itu diminati warga lokal, mancanegara, Eropa, bahkan Kanada.
Mantan wanita karir ini mengaku tidak memiliki pengalaman soal batik. Namun setelah pensiun bekerja dirinya sangat tertarik dengan batik dan lama-lama menjadi hobi tentang batik itu.
Lalu muncul ide ingin membuka usaha kerajinan batik. Lantas dicarilah berbagai referensi soal batik. Dirinya pun sampai menyempatkan kursus menggambar design baju dan pelatihan membatik.
Trini yang hobi menggambar sejak kecil ini menginginkan batik tak sekadar untuk bisnis namun keberadaannya harus dilestarikan.
“Batik ini harus kita hargai sebagai hasil karya yang bagus karena proses pembuatannya itu sulit dan juga mencerminkan seni serta budaya bangsa kita,” katanya saat ditemui Jagadbanten.id di galeri batiknya di Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (17/9/2024).
Kata Trini, batik Zarming ini merupakan jenis batik tulis dan batik cap. Motifnya dibuat dengan ditulis atau cara manual. Sedangkan yang dicap dengan pemanfaatan pewarna alami dengan kombinasi tenun.
Motif batiknya adalah gambar tumbuhan, bunga, kupu-kupu, dan motif hewan lainnya. Modelnya berupa batik outer kimono dan face. Batik Zarming menampilkan konsep motif simpel dan sederhana namun indah dilihat.
Batik Zarming juga mengikuti tren pasar. Misalnya saat ulang tahun Jakarta atau kegiatan yang berkaitan dengan kota itu dibuat motif yang terkait.
Seperti menampilkan motif-motif ikon Kota Jakarta. Misalnya motif Monas, museum sejarah Jakarta, patung selamat datang yang ada di bunderan HI, dan patung monumen Dirgantara di Pancoran.”Jadi saya selain mengkonsep motifnya juga membuat model bajunya yang lagi tren saat ini,” terangnya.
Berdayakan Warga Lewat Kerajinan Batik Zarming
Dalam merintis usaha batiknya, Trini Anggraeni mengajak warga di sekitar lingkungannya. Selain itu melibatkan kaum perempuan di daerah Klaten, Jawa Tengah.
Untuk yang ada di daerah mereka bersama-sama mengerjakan pembuatan batik tulis dan juga batik cap. Sementara yang di lingkungan menjahit pakaian jadinya.
Mereka yang terlibat dalam pembuatan batik Zarming itu sangat senang. Itu karena mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarganya yang diberikan owner batik Zarming, Trini Anggraeni.
Selain itu memiliki kebanggaan karena hasil kerajinan batiknya lewat batik Zarming sudah diminati banyak kalangan. Kemudian dikenal luas tak hanya oleh masyarakat lokal, tetapi mancanegara serta dari Asia, Eropa dan Kanada.
Trini mengaku sempat keteteran bila mengikuti persiapan untuk pameran atau promosi batiknya. Beruntung sudah lama melibatkan warga sekitar untuk membantu kegiatan usahanya itu.”Karena banyak yang membantu jadinya tambah ringan,” ujarnya.
Dibina YDBA, UMKM Batik Zarming Langsung Berkembang Pesat
Kerajinan batik Zarming merupakan kategori usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Kerajinan batik ini merupakan kegiatan usaha biasa awalnya.
Namun setelah mendapat pembinaan Yayasan Dharma Bhakti Astra(YDBA) usahanya berkembang pesat. UMKM batik Zarming langsung naik kelas setelah mendapat pendampingan itu.
Pangsa pasarnya semakin meluas. Awalnya baru pasar lokal. Setelah mendapat pembinaan YDBA sejak tahun 2018 maka pasarannya tembus internasional.
Owner batik Zarming, Trini Anggraeni, mendapat pembinaan agar menjadi wirausahawan batik yang mandiri dan sukses dari YDBA. Selain itu mengikuti pendampingan 5 R (Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, dan Rajin) yang diprogramkan YDBA.
Setelah sering mendapat pembinaan YDBA Trini mengaku tambah bersemangat dalam menjalankan usaha batiknya. Tidak hanya itu di galeri atau workshop batiknya sudah menerapkan 5 R yang diprogramkan YDBA.
“YDBA itu sungguh-sungguh membina usaha saya. Tidak ditinggal begitu saja tapi diarahkan dan diperhatikan agar usaha ini maju,” kata Trini.
Lewat pembinaan YDBA juga maka UMKM batik Zarming bisa ikut berbagai pameran dan promosi usaha batik. Baik itu yang diadakan di dalam negeri maupun luar negeri.
Di antaranya kegiatan pameran yang rutin diikutinya yakni dalam ajang International Handicraft Trade Fair (Inacraft) di Jakarta Convention Centre, kemudian di Gedung Sarinah hingga di IKEA.
Selain itu pameran batik di beberapa Kedutaan Besar Republik Indonesia yang ada di sejumlah negara di Asia Tenggara dan Asia Timur.
Menurut Trini dengan mendapat pembinaan pengelolaan usaha dari YDBA banyak manfaat yang didapatkan. Mulai mendapat soal keilmuan manajemen UMKM, mengikuti berbagai pelatihan, fasilitasi pemasaran di dalam dan luar negeri.
“Adanya kemudahan fasilitas untuk pameran atau bazar itu menjadikan batik Zarming semakin dikenal dan omzet usaha juga meningkat,” katanya.
Di antaranya pembeli batik Zarming dari luar negeri itu yakni warga berasal dari Norwegia dan Kanada. Mereka sangat tertarik batik Zarming karena motif dan model batiknya.
Warga negara asing tersebut mendapatkan batik Zarming dengan belanja online di marketplace skala internasional. Batik Zarming berasal dari Indonesia itulah yang menjadi pilihan mereka untuk dibeli.
Selain pada kegiatan pameran atau promosi yang diadakan YDBA batik Zarming juga bisa ditemui di area stasiun MRT Fatmawati, Jakarta Selatan. Berbagai model batik Zarming yang lengkap dipamerkan disana.
Trini mengucapkan terima kasih kepada YDBA karena terus membina UMKM batiknya. Adanya pembinaan itu usahanya terus berkembang pesat. “YDBA itu sangat konsen membinanya. Jadi saya juga tambah semangat,” tandasnya.
Dirinya mengharapkan agar kegiatan pameran dan promosi untuk UMKM batik seperti usahanya lebih gencar lagi diadakan YDBA. Sehingga UMKM ini tambah berkembang lagi yang tentunya akan banyak warga yang diberdayakan.(iwan setiawan)