Pandemi Covid-19, Dhea Cake Terus Survive
TANGERANG–Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap perekonomian masyarakat. Tidak terkecuali halnya di Kota Tangerang. Bukan saja usaha kecil, namun usaha skala besar juga terkena imbasnya.
Namun demikian, ternyata masih ada usaha yang tetap survive. Bukan saja sekadar bertahan, malah mampu meningkatkan omzet. Seperti usaha Dea Cake and Cookies yang terletak di Kecamatan Tangerang ini. Usaha milik Anna Sidharta ini terus bertahan meski Covid-19 belum bisa dikatakan mereda.
Anna menjelaskan, selama pandemi dirinya tidak mengalami kerugian. Hal ini lantaran, masih banyak pelanggan setia yang membeli produknya. “Kalau buat acara kan pesan dulu baru kita buat, jadi tidak rugi kita. Bahkan semua kue kering untuk lebaran yang kita buat habis semua,” kata ibu tiga anak ini saat ditemui di rumahnya, Jalan MT Haryono No 32, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang.
Dia mengatakan, selama ini yang banyak membeli produknya adalah para pemilik penyelenggara acara atau EO (Event Organizer). ” Kalau seperti acara itu kan ada pelanggan seperti EO yang biasa pesan ke kita tapi kan semua acara ditiadakan dulu sekarang,” ujarnya
Salah satu strategi yang diterapkannya adalah memberi banderol terjangkau serta menggunakan bahan berkualitas. Untuk kue tart dipatok dengan harga Rp 350 hingga jutaan rupiah, tengantung besar dan hiasannya. Kemudian, kue kering dibanderol Rp 80 ribu hingga Rp 160 ribu. “Memang tak semurah kue pabrikan. Tapi kalau urusan rasa saya jamin bersaing. Kami selama memproduksi ini tidak pernah pakai bahan pengawet,” terangnya.
Selain menjual kue, Anna juga jeli menangkap peluang dalam kondisi seperti saat ini. Oleh sebab itu, ia juga fokus memproduksi minuman kunyit asam. Untuk kunyit asam Anna mengaku banyak dicari oleh pelanggan karena dipercaya dapat meningkatkan imunitas tubuh. “Kita memproduksi ini sejak Februari lalu. Nah semenjak Covid ini omzetnya meningkat banyak yang dicari karena dipercaya bisa menangkal Corona,” ujarnya.
Untuk 1 botol ukuran 200 mm dia banderol Rp 7.000. Selama dua hari dia mampu memproduksi 300 botol. Kembali strategi yang dia terapkannya berusaha menyesuaikan dengan kondisi saat ini. Ia menggandeng reseller. “Jadi saya jual Rp 7 ribu itu yang beli reseller sekali beli bisa 50 sampe 150 botol karena mereka jual lagi,” jelasnya. (Nuno/Setia)