Ratusan Talenta Muda Digital Lulus Apple Developer Academy di BSD City
Sebanyak 194 Talenta Muda Digital Jadi Wisudawan Apple Developer Academy
Tangerang,JagadBanten – Era digital yang serba mudah dan cepat ini membutuhkan sumber daya manusia yang potensial dan berkualitas. Hal ini digerakan oleh para anak muda Indonesia khususnya dalam pengembangan potensi bisnis dan kemajuan teknologi. Sinar Mas Land melalui BSD City memfasilitasi berbagai pengembangan potensi tersebut, khsusunya di Apple Developer Academy yang hari ini menggelar Apple Graduation yang kedua kalinya. Tahun ini, Apple Developer Academy melahirkan 194 wisudawan yang telah mengikuti program beasiswa selama sepuluh bulan dari April 2019 hingga Januari 2020.
Melalui program beasiswa ini, Apple Developer Academy berupaya mencetak lebih banyak sumber daya manusia Indonesia yang memiliki kompetensi pengembangan aplikasi kelas dunia sehingga mampu mendorong perkembangan ekonomi digital nasional. Acara Apple Graduation tersebut turut dihadiri oleh Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro – Menteri Riset, Teknologi dan Kepala Badan Riset Inovasi Nasional.
Apple Developer Academy merupakan wadah pengembangan talenta digital yang dibangun oleh Apple Inc. dan didukung oleh Sinar Mas Land. Sekolah coding ini membekali para siswanya dengan tiga kemampuan utama yakni teknikal, bisnis dan desain. Apple Developer Academy memiliki visi untuk membangun sumber daya manusia Indonesia yang mampu mengembangkan aplikasi dan teknologi dalam memecahkan permasalahan sosial dengan basis operating system dari Apple. Program beasiswa penuh dari Apple Developer Academy diterima setiap tahun oleh ratusan siswa terpilih.
Project Leader Digital Hub Sinar Mas Land Irawan Harahap mengatakan, “Lulusan Apple Academy batch kedua ini diharapkan akan memperkaya Digital Hub yang sedang membangun ekosistem tech and digital. Talenta-talenta berkelas dunia inilah yang akan menjawab kebutuhan para pelaku industri digital ke depannya.”
Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang kompeten di bidang digital dan teknologi. Pertumbuhan industri ini didominasi oleh para anak muda, salah satunya melalui sekolah informal Apple Developer Academy BSD City. Mereka menghadirkan beragam inovasi yang sangat kreatif sejalan dengan tuntutan perkembangan zaman. Para wisudawan Apple Developer Academy angkatan kedua ini diharapkan dapat menjadi pengembang aplikasi asal Indonesia yang memiliki standard global.
Selama 10 bulan, Apple Developer Academy telah melakukan inkubasi atau pendalaman teknologi di BSD City. Tahap inkubasi ini diharapkan dapat memberi dampak positif bagi para wisudawan sehingga ilmunya bisa diaplikasikan langsung di masyarakat luas melalui teknologi.
Dalam Apple Graduation batch kedua ini, para perwakilan peserta menampilkan sejumlah aplikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan masyakat Indonesia. Aplikasi-aplikasi yang dipresentasikan di acara kelulusan Apple Developer Academy di batch kedua ini di antaranya adalah Qiroah, Teman Netra, Leastric, Hearo dan Canting.
Qiroah yang dipresentasikan oleh Khoirunnisa’ Rizki Noor Fatimah dan Ramadhani Dian Pratwi diciptakan untuk mendukung metode belajar membaca Al-Quran secara tatap muka (talaqqi), mendengarkan frasa dan melatih pengucapan ayat-ayat Al-Quran. Aplikasi ini akan memberi tanggapan dengan menggunakan teknologi Machine Learning. Aplikasi kedua adalah Teman Netra yang dipresentasikan oleh Savitri Nurhayati dan P. J. Bumi Gilang Sinawang. Aplikasi ini diciptakan untuk membantu warga Indonesia yang memiliki kesulitan penglihatan dengan memberikan bantuan untuk membaca teks pada surat, buku, brosur, label makanan, menu restoran hingga pembacaan nominal uang. Leastric dipresentasikan oleh Marilyn M. Y. D. Parhusip dan diciptakan untuk mengawasi penggunaan listrik yang kita pakai kapan saja dan di mana saja. Alat yang tersambung dengan aplikasi ini akan membantu kita dalam menghemat dan membantu lingkungan.
Aplikasi yang tidak kalah menarik adalah Hearo, yang dipresentasikan oleh Kamilia Latifah dan Aisyah Nur Shadrina dan diciptakan untuk membantu komunitas yang memiliki kesulitan pendengaran agar dapat berkomunikasi dengan bahasa isyarat dan mengubahnya menjadi sebuah teks. Aplikasi ini juga dapat menerjemahkan tawa dan juga tepuk tangan. Dimitrij Tijawi dan Indra Sumakarya mempresentasikan aplikasi bernama Canting yang diciptakan untuk memberikan pengalaman imersif dan nyata untuk menciptakan karya seni Batik. Pembuatan karya seni batik ini dilakukan dengan aplikasi Cantingmenggunakan Apple Pencil sebagai alatnya. Kemudahan yang dihadirkan aplikasi Canting sendiri membuatnya dapat digunakan oleh komunitas batik.
Melanjutkan kesuksesan Angkatan sebelumnya, Apple Developer Academy juga telah membuka pendaftaran dan melakukan seleksi (recruitment) terhadap lebih dari 2,000 pelamar dari berbagai provinsi di Indonesia. Seleksi ini berhasil menyaring 200 calon mahasiswa yang akan menerima beasiswa di batch ketiga yang akan dimulai pada Februari hingga Desember 2020(rls)