Hari Batik Nasional, Murid SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya dan SD Budi Mulia Tangerang Kompak Pakai Batik

0

TANGERANG, Jagadbanten.id – Ratusan siswa SD swasta di Kota Tangerang, Banten, mengenakan baju batik saat di sekolah, Senin 2 Oktober 2023. Pemakaian batik oleh mereka karena hari itu bertepatan dengan Hari Batik Nasional.

Adapun anak-anak sekolah yang mengenakan baju batik saat sekolah itu mereka dari SD Mumhammadiyah 30 Poris Jaya, Batuceper, dan SD Budi Mulia Tangerang yang berada di Sudimara Jaya, Ciledug.

Pemakaian baju batik oleh anak-anak tersebut karena sudah ada arahan atau instruksi dari sekolah masing-masing. Sementara pihak sekolah mendapat instruksi dari dinas terkait dan pemerintah setempat.

Bangga memakai baju batik saat sekolah

Hari Batik Nasional, Murid SD 30 Poris Jaya dan SD Budi Mulia Tangerang Kompak Pakai Batik
Murid SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya mengenakan batik di Hari Batik Nasional saat belajar.(ist)

Para siswa dan guru tersebut mengaku bangga memakai batik di sekolah. Itu karena batik sebagai simbol kebanggaan akan budaya bangsa Indonesia.

“Mari kita kenakan batik dengan bangga, bukan hanya sekedar pakaian tetapi juga simbol kebanggaan akan budaya kita yang kaya,” kata Kepala SD Budi Mulia Tangerang Dr. H. Moch. Wahyudin Syarif, Senin 2 Oktober 2023.

Ia menegaskan, bahwa dengan memiliki batik selain merasa bangga juga harus bahagia. Menurutnya, sebagai bangsa yang besar untuk merayakan salah satu warisan budaya terbesar Indonesia, yaitu dengan batik.

Batik bukan sekadar selembar kain berwarna-warni, melainkan simbol dari kekayaan budaya, kreativitas, dan kerja keras bangsa ini. Karena itu para siswa dan guru di SD Budi Mulia Tangerang merasa senang dan bangga memakai batik di sekolah.

Pemakaian baju batik di sekolah baru dilakukan sepekan sekali

Hari Batik Nasional, Murid SD 30 Poris Jaya dan SD Budi Mulia Tangerang Kompak Pakai Batik
Murid SD Budi Mulia Tangerang kompak mengenakan batik di Hari Batik Nasioanl.(ist)

Pemakaian baju batik oleh sekolah SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya dan SD Budi Mulia Tangerang baru dilakukan sepekan sekali. Mereka mengharapkan untuk pemakaian batik di sekolahnya bisa dilakukan lebih satu hari.

“Ini tentunya harapan besar kita supaya batik ini tetap dilestarikan sepanjang zaman,” kata Sofyan Karim, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya.

Pada umumnya pemakaian baju batik di sekolah dilakukan setiap hari Kamis. Itu pun corak batik yang dikenakan dengan motif dan warna yang sama. Artinya batik yang dikenakan adalah batik sekolah dengan ciri khas masing-masing sekolah tersebut.

Batik harus terus diperkenalkan kepada generasi muda

Hari Batik Nasional, Murid SD 30 Poris Jaya dan SD Budi Mulia Tangerang Kompak Pakai Batik
Murid SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya tengah belajar di kelas sambil mengenakan batik.(ist)

Kepala SD Budi Mulia Tangerang Dr. H. Moch Wahyudin Syarif mengajak lewat moment Hari Batik Nasional ini, baik yang muda dan tua untuk merenungkan arti penting batik dalam kehidupan kita. “Marilah kita terus mengenalkan warisan budaya ini kepada anak-anak kita, sehingga mereka dapat menghargai dan melestarikannya,” ujarnya.

Kata dia, bahwa batik itu mengajarkan tentang keindahan dalam keberagaman, ketekunan dan dedikasi dalam berkarya.Batik telah menyatu dengan sejarah dan identitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Setiap pola, warna, dan desain batik memiliki cerita tersendiri yang menggambarkan kehidupan, alam, serta nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Indonesia.

Diperkenalkan ke dunia internasional oleh Presiden Soeharto dan diinisiasi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Murid SD Muhammadiyah 30 Poris Jaya dan SD Budi Mulia Tangerang Kompak Pakai Batik
Kompak mengenakan batik Presiden Soeharto bersama para pimpinan negera-negara di KTT APEC Bogor tahun 1994.(Foto istimewa)

Batik pertama kali diperkenalkan kepada dunia internasional oleh Presiden Soeharto. Itu dilakukannya saat Presiden mengikuti konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Selanjutnya Batik Indonesia didaftarkan melalui kantor UNESCO untuk mendapat status Intangible Culture Heritage (ICH) pada 4 September 2008 di Jakarta.

Kemudian pada 9 Januari 2009, secara resmi diterima pengajuan Batik Indonesia untuk Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi UNESCO. Selanjutnya dikukuhkan pada sidang keempat Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak Benda yang digelar UNESCO di Abu Dhabi, pada 2 Oktober 2009.

Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menginisiasi moment tersebut dengan menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Ketententuan ini tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional yang dikeluarkan pada 17 November 2009.

Presiden ke-6 Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menginisiasi moment tersebut dengan menjadikan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Ketententuan ini tercantum dalam Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009 tentang Hari Batik Nasional yang dikeluarkan pada 17 November 2009.(iwan setiawan)

Loading...