Haris Subandi Ajak Warga Setempat Kumpulkan Minyak Jelantah untuk Diolah Jadi Energi Biodiesel
TANGERANG, Jagadbanten – Haris Subandi tidak menyangka kegiatan mengumpulkan minyak jelantah atau minyak goreng bekas yang dilakukannya direspon positif warga setempat belakangan ini.
Mereka selalu antusias bila mengumpulkan minyak jelantah di halaman rumah Haris yang kemudian dibeli olehnya. Haris sendiri kemudian menjualnya ke pengepul minyak jelantah berskala besar.
Selanjutnya oleh pengepul tersebut kumpulan minyak jelantah dilakukan pemeriksaan supaya tidak tercemar bahan lain. Kemudian pengepul mendistribusikan ke pabrik atau perusahaan yang melakukan proses bahan tersebut untuk diolah menjadi energi biodiesel.
Pilih Jadi Pengepul Minyak Jelantah Karena Dianggap Minim Saingan
Pria yang tinggal di Perumahan Citra Prima 2, Keranggan, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), itu mendadak menjadi pengepul minyak jelantah lantaran didesak kebutuhan ekonomi keluarga.
Kendati dirinya masih bekerja di sebuah perusahaan tetapi tetap berkeinginan mencari usaha lain untuk tambahan ekonomi keluarga. Mengenal minyak jelantah berawal dari informasi sebuah group media sosial Facebook yang bernama usaha kecil.
Lewat komunitas usaha kecil yang diikutinya itu kerap berbagi informasi usaha dan juga sharing dengan para anggota. Di antaranya Haris mendapat informasi usaha mengumpulkan minyak jelantah.
“Saya tertarik usaha pengumpulan minyak jelantah. Kelihatannya saat itu tak ada saingan dan bisa menghasilkan uang,” katanya ketika ditemui Jagadbanten.id di rumahnya, Rabu 14 Agustua 2024.
Setelah menentukan pilihan usaha itu kemudian Haris mencari berbagai informasi untuk bisa menjalankan usaha tersebut. Dibenaknya kala itu bila menjadi pengepul minyak jelantah pasti minim saingan. Terbukti usaha yang dirintis sejak tahun 2017 itu berjalan lancar.
Haris Subandi melakukan penyaringan minyak jelantah di depan rumahnya.(iwan s)
Minyak Jelantah Banyak Manfaatnya Bila Dikelola, Mendorong Pelestarian Alam dan Jadi Sumber Energi Biodiesel
Setelah mendapat berbagai informasi soal minyak jelantah, Haris semakin percaya diri untuk menjalankan usaha tersebut. Ternyata dengan menjadi pengepul minyak jelantah banyak manfaat yang didapatkan.
Menurutnya tidak hanya soal uang yang didapatkan tetapi dalam prosesnya turut melestarikan lingkungan alam. “Ternyata banyak manfaatnya dan pengetahuan soal pelestarian lingkungan juga saya dapatkan,” terangnya.
Awalnya Haris mengaku tak terpikir dengan menjadi pengepul minyak jelantah nanti bisa turut menjaga lingkungan. Seperti sampai mengajak langsung warga di tempat tinggalnya untuk mengumpulkan minyak jelantah dan melarang mereka sembarangan membuang minyak tersebut karena akan merusak lingkungan dan habitatnya.
Dirinya mencontohkan bila minyak jelantah sering dibuang ke got atau saluran air maka akan menimbulkan pengendapan saluran tersebut. Otomatis airnya juga menjadi tercemar dan makhluk hidup yang ada di air itu menjadi punah.
Sementara, kata dia, bila minyak jelantah itu diolah oleh ahlinya akan menghasilkan energi alternatif berupa biodiesel. Sebagai pengganti solar untuk kendaraan mesin diesel.
Menurutnya keunggulan energi biodiesel ini karena yang ramah lingkungan. Itu karena berasal dari sumber nabati dan hewani. Sehingga manfaatnya sangat banyak untuk keberlangsungan kehidupan manusia.
Edukasi Warga Tentang Minyak Jelantah Agar Berkontribusi Terus Lahirkan Energi Biodiesel
Setelah mengetahui banyak manfaat minyak jelantah bila dikelola dengan baik, Haris Subandi tambah bersemangat dalam mengajak warga untuk mengumpulkan minyak jelantah.
Misalnya secara dor to dor dirinya ke rumah warga mengedukasi soal manfaat minyak jelantah bila dikelola dengan baik. Warga yang awalnya tidak paham akhirnya menjadi memahami. Bahkan di antaranya langsung mengikuti arahannya dengan mengumpulkan minyak tersebut di rumah Haris.
Haris dalam mendukung kelestarian alam dan upaya menghasilkan biodiesel lewat minyak jelantah dilebarkannya ke resto, rumah makan atau tempat-tempat yang menghasilkan minyak jelantah.
Gerakan usahanya itu pun langsung mendapat respon mereka. Di antaranya ada yang menilai bahwa apa yang dilakukan Haris sama halnya dalam menyelamatkan lingkungan hidup.
Miliki Legalitas Sehingga Didukung Masyarakat
Dalam menjalankan pengumpulan minyak jelantah dari warga ada juga tantangan. Seperti penolakan dari mereka dan khawatir minyak bekas tersebut dimanfaatkan yang bukan-bukan.
Namun dengan semangat dan terus mengedukasi warga serta menjelaskan soal manfaat minyak jelantah maka akhirnya mereka menjadi paham. Informasi soal minyak jelantah yang dapat diolah jadi energi biodiesel itu menyadarkan warga untuk peduli lingkungan.
Sementara bagi yang paham ada nilai ekonomisnya langsung mengumpulkan minyak jelantah dijual ke pengepul. “Bila kita berikan edukasi memang responnya luar biasa. Semua menyadari dan ini artinya energi punya semua untuk dikembangkan,” jelas Haris.
Sedangkan untuk meyakinkan masyarakat atau stakeholder dalam menjalani pengumpulan minyak jelantah maka Haris sudah memiliki legalitas untuk kegiatan tersebut.
Legalitas itu mulai berupa identitasnya, company profil perusahaan, dan berbagai surat izin dari pemerintah setempat untuk menjalankan kegiatan tersebut.(Iwan Setiawan)