Kampung Batik Larangan Kembang Mayang Apresiasi Anak Yatim GCSA Foundation Lestarikan Budaya Batik
TANGERANG – Kampung Batik Larangan Kembang Mayang di Larangan Selatan Kecamatan Larangan Kota Tangerang kedatangan puluhan anak yatim dari Griya Cahaya Semesta Alam (GCSA) Foundation, Jumat 8 Oktober 2021.
Kendatangan mereka yang didamping relawan yayasan tersebut bertujuan belajar membatik. Sekaligus ingin mengetahui sejarah batik di Tanah Air lewat pengelola batik Kembang Mayang.
Kunjungan ke lokasi kampung batik itu diikuti antusias anak-anak yatim binaan yayasan tersebut. Mereka berangkat pagi sekali dengan di antar mobil dari kantor cabang yayasan di Poris Plawad Indah Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang.
Kedatangan mereka di lokasi kampung batik tak hanya disambut senang pengelola tapi juga warga setempat. Itu karena kehadirannya yang tetap menerapkan prokes di hari itu turut meramaikan lokasi wisata kampung batik wilayahnya.
Saat di Kampung Batik Larangan Kembang Mayang anak-anak langsung diajarkan cara membatik. Diawali dengan diperkenalkan bahan-bahan membatik tulis dan peralatan untuk membatik. Kemudian proses membatik mulai dari mencanting kain, melepas bahan malam, sampai menjemur hasil membatik.
Salah satu anak, Raisa Zaskia Putri mengaku senang bisa mendapat kesempatan belajar membatik di Kembang Mayang bersama pihak yayasan. Anak yang masih duduk di bangku SMP ini memang hobi gambar- menggambar seperti membatik. “Pertama kali saya dikenalkan batik saat SD dan ikut kegiatannya di luar,” terangnya.
Bagi Raisa dengan mengikuti kegiatan membatik disini dirinya dan bersama anak-anak yang lain mendapat pengalaman baru. Karena pihak pengelola batik menjelaskan dengan detil cara membatik itu dan juga memberikan informasi sejarah perbatikan.
Pengelola Batik Kembang Mayang Farah mengungkapkan bahwa UNESCO telah menetapkan untuk batik sebagai warisan budaya tak benda asli Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia harus senang dan bangga dengan batik.”Terimakasih ya kepada adik-adik yang telah ikut melestarikan budaya batik dengan ikut langsung membatik disini,” katanya.
Farah mengharapkan kegiatan membatik di sanggarnya bisa diikuti siapa saja untuk belajar. Ini demi melestarikan budaya batik dan tetap memiliki generasi penerus. Dirinya mengapresiasi pihak yayasan dan adik-adik yatim karena mau melestarikan budaya batik.
Relawan GCSA Foundation Martini Susanto mengaku senang bisa mengajak adik-adik yatim binaan yayasan belajar membatik di sanggar batik Kembang Mayang. Menurutnya ini akan menjadi pengalaman berharga bagi mereka dan juga yayasan. “Kami mengucapkan terimakasih ke pengelola kampung batik Kembang Mayang dan juga para donatur kami yang selalu mensuport kegiatan ini,” tutupnya.(is)